Minggu, 23 November 2008

PENGARUH KADAR AIR


PENGARUH KADAR AIR PADA GRANUL
DALAM PEMBUATAN TABLET

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
            Metode pembuatan tablet ada 3 macam, salah satunya adalah granulasi basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
            Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering  ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka  massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang digunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Mekanisme Ikatan
Mekanisme pembentukan ikatan yang terjadi pada partikel-partikel pembentuk granul adalah  :
1.      Timbulnya Gaya Antar Permukaan atau Gaya Kapiler Selama Pemisahan Menurut Conway, ada empat keadaan dalam pembentukan granul, yaitu :
a.       Pendular
Pada keadaan ini, ruangan antar partikel diisi sebagian oleh zat pengikat dan membentuk jembatan cair antara partikel.
b.      Funikular
Pada keadaan ini, terjadi kenaikan tegangan permukaan kurang lebih tiga kali tahap pendular.
c.     Kapiler
Pada keadaan ini semua ruangan antar partikel diisi oleh zat pengikat. Karena adanya gaya kapiler pada permukaan konkaf antara cairan-cairan di permukaan granul, maka akan terjadi pembentukan granul.
d.    Droplet
Pada tahap ini terjadi penutupan partikel oleh tetesan cairan. Kekuatan ikatan dipengaruhi oleh gaya permukaan cairan yang digunakan.

2.      Pembentukan Jembatan Padat
Selama pengeringan terbentuk jembatan padat antara partikel-partikel. Jembatan padat terjadi karena salah satu dari dua mekanisme yaitu jembatan padat merupakan zat pengikat yang mengeras atau terdiri dari hablur yang terlarut dalam larutan pengikat.

3.      Adanya Gaya Adhesi dan Kohesi Antar Partikel
Gaya adhesi yaitu gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat, sedangkan gaya kohesi merupakan gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
            Tujuan pembuatan granul pada proses pembuatan tablet yaitu granul dibuat dengan maksud untuk memperbaiki sifat alir massa serbuk yang akan dibuat menjadi sediaan tablet, kapsul, puyer, ataupun suspensi kering. Salah satu cairan pembasah yang dapat digunakan adalah air, sehingga setelah melalui proses pengeringan, kadar air granul harus dievaluasi untuk mengetahui kadar air yang tertinggal di granul.
Air atau uap lain yang terdapat didalam serbuk dalam jumlah yang berlebih akan menyebabkan terganggunya sifat granul. Gangguan antara lain adalah timbulnya ikatan antar partikel yang menyebabkan aliran serbuk kurang baik, kekompakan serbuk menjadi terlalu tinggi, adanya kemungkinan berperannya cairan sebagai katalisator dalam reaksi kimia (penguraian, oksidasi, reduksi). Cairan dalam batas tertentu bermanfaat bagi granul, terutama jika diperlukan kekuatan dan kekompakan masa granul setelah dikempa/dicetak. Kadar cairan didalam granul dapat diukur dengan menggunakan cara Carl Fisher dan penetapan bilangan susut pengeringan atau kadar uap/ Moisture Content. Dalam evaluasi granul, pengukuran kadar air menggunakan Moisture Analyzer dengan massa yang diuji sebanyak 2 gram dan diukur pada suhu 70oC.
Perhitungan menggunakan rumus :
SP   = (Wo-Wt) / W0
Keterangan :
                        Sp        = Susut pengeringan
                        Wo      = Berat mula-mula
                        Wt       = Berat setelah dikeringkan
            Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kadar air adalah metode gravimetri dengan cara membandingkan bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot granul sebelum dipanaskan. Pada saat pemanasan berlangsung, air yang masih tertinggal dalam granul akan menguap. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur kadar air dengan prinsip gravimetri adalah moisture analyzer. Dilihat dari katanya ‘moisture analyzer‘ artinya penganalisa kelembaban. Jadi yang diukur oleh alat ini adalah kandungan lembab yang terkandung dalam zat uji yang kemudian menguap akibat panas yang dikeluarkan oleh alat ini. Kandungan lembab bisa meliputi air atau pelarut organik yang digunakan pada saat pembuatan granul. Jadi memang tidak spesifik mengukur air. Kalau memang pembasah yang digunakan pada proses pembuatan granul adalah pelarut organik, maka yang perlu diukur/ terukur adalah kadar pelarut organik.
            Kadar air dalam tablet berhubungan dengan kompressibilitas tablet, karena kadar air yang terbentuk juga beperan sebagai pengikat yang akan mengisi ruang kosong antar tablet. Kadar air yang berlebih dalam formulasi tablet dapat menyebabkan tablet menjadi hidrofob sehingga tablet sulit dibasahi pada saat disolusi dan perjalanan dalam tubuh. dengan kata lain, tablet akan lebih sulit hancur di dalam lambung.
            Selain itu, kadar air dalam tablet akan mempengaruhi daya serap granul yang kemudian berpengaruh pada waktu hancur tablet. Jika tablet memiliki kadar air yang berlebih,tablet maka tablet juga akan mudah ditumbuhi oleh mikroba.
Temperatur moisture balance bisa di set sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengukur kadar air granul, moisture balance cukup diset pada temperatur 70 derajat celsius untuk mencegah ikut menguapnya air kristal yang terkandung dalam bahan yang digunakan dalam pembuatan granul. Air kristal bisa menguap pada temperatur lebih dari 100oC. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi kekeliruan dalam mengukur kadar air karena air kristal yang menguap pada saat pengukuran kadar air granul tidaklah menguap pada saat pengeringan granul yang dilakukan pada temperatur 40-50oC.

1 komentar: