Senin, 23 November 2009

PROPOSAL MAGANG


Proposal Magang atau Praktek Kerja
 
Untuk keperluan melamar magang selain Proposal, biasanya dikirimkan bersamaan dengan Surat Pengantar dari pihak kampus, Surat Rekomendasi, Transkrip Nilai terakhir, CV. Proposal magang ini dibuat sesuai kebutuhan dari peserta magang. Tidak semua instansi tempat kita melamar magang mensyaratkan harus menyertakan proposal. Namun ada juga yang meminta peserta magang untuk menyertakan proposal magang yang berisi apa dan untuk apa magang ini dilakukan oleh pelamar, bidang yang ingin ditempati, hingga focus penelitian bagi pelamar yang sekaligus ingin melakukan penelitian tugas akhirnya. “Proposal Magang Kerja” yang saya buat yaitu dengan sistematika sebagai berikut
a. Pendahuluan
Berikan paparan singkat tentang program magang yang akan dijalani oleh pelamar, apakah ini merupakan program wajib fakultas, kenapa pelamar ingin magang di instansi atau perusahaan yang dituju. Jika proposal ini menyangkut penelitian yang akan dilakukan pelamar, sebutkan juga isu – isu atau bidang yang ingin diteliti, yang melatarbelakangi pelamar mengajukan magang di instansi tersebut.
b. Identifikasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang tadi, lalu rumuskan menjadi beberapa poin pertanyaan “?” menyangkut apa yang sebenarnya ingin diteliti oleh pelamar.
c. Tujuan
Sebutkan apa saja yang menjadi tujuan yang ingin dicapai pelamar dari program magang yang dijalaninya. (sebutkan per-point)
d. Metodologi
Bagian ini akan memberikan penjelasan kepada instansi atau perusahaan yang menerima pelamar magang, apa saja yang akan dapat dilakukan, sejauh mana job desk yang akan diberikan dan apa saja yang dibutuhkan oleh pelamar magang.
e. Kegiatan
Bagian ini kembali menjelaskan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dari program magang ini. Sebutkan pula jangka waktu yang diajukan oleh pelamar dan jumlah jam kerja yang harus dipenuhi oleh pelamar (jika menjadi syarat dari kampus). Namun ada pula instansi yang menentukan kapan pelamar dapat memulai dan selesainya magang kerja ini.
f. Peserta Magang
Jika proposal ini diajukan atas nama individu, sebutkan dengan jelas nama, fakultas & universitas asal pelamar, alamat rumah, nomor telepon (rmh & hp) sehingga mudah dihubungi, email, dll untuk dapat mudah dihubungi.
g. Penutup
h. Lampiran
Dalam lampiran ini sertakan Curriculum Vitae (CV) dari pelamar magang dan sebaiknya dalam CV tersebut tertera foto pelamar.

4) Proposal Penulisan Tugas Akhir
Proposal ini ditujukan untuk keperluan pengajuan penulisan tugas akhir. Sesuai dengan peraturan di fakultas saya, saat ini untuk menulis tugas akhir mahasiswa terlebih dahulu harus melalui Sidang Usulan Penelitian (UP). Oleh karena itu mahasiswa pun diharuskan membuat proposal penelitian untuk penulisan tugas akhir. Secara garis besar memaparkan tentang apa yang akan dibahas dari tugas akhir (untuk mahasiswa fakultas hukum yaitu : Skripsi, Legal Memorandum dan Studi Kasus) mahasiswa yang bersangkutan. Antara lain berisi Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Metode penelitian, Sistematika penelitian, Rencana Anggaran, Jadwal Kegiatan (rencana lama waktu penulisan).

TRANSJAKARTA


Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Perencanaan Busway telah dimulai sejak tahun 1997 oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan lalu-lintas. Meskipun Busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak. Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota, sekarang Jakarta sebagai contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara penanggulangannya. Bus Transjakarta (Tije) memulai operasinya pada 15 Januari 2004. Pada tahun itu Transjakarta hanya membuka 1 koridor, kemudian Koridor 2 dan 3 dibuka pada tahun 2006, pada tahun 2007 kemudian dibuka koridor 4, 5, 6, dan 7, dan pda tahun 2008 telah dibuka koridor 8, 9, 10. Namun rencana operasional koridor 8 awalnya ditunda hingga 14 Februari 2009, namun akhirnya mengalami penundaan lagi. Koridor ini pertama kali diujicoba secara terbatas pada tanggal 9 Februari 2009, dan memasuki tahap operasional pada hari Sabtu, 21 Februari 2009. Sama halnya dengan koridor 9 dan 10 target operasional yang awalnya ditetapkan pada Juni-Oktober 2010 diundur menjadi November 2010. Hal ini tidak terlepas dari jumlah armada yang belum memenuhi target. Rencananya transjakarta akan membuka 5 koridor lagi yang masih dalam tahap pengembangan.

Pada awalnya tujuan dari bus trasjakarta adalah memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, aman namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus Transjakarta diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh pemerintah daerah. Selain dari itu, kenyamanan penumpangpun diutamakan dengan memberikan fasilitas full AC, tempat duduk yang empuk, kebersihan yang baik, serta memberikan rasa aman. Tetapi jika dalam perkembangannya bus trasjakrta malah memiliki banyak kekurangan seperti :

  • Kurangnya bus-bus pengumpan (feeder) yang membantu melayani Transjakarta.
  • Beberapa jembatan penyeberangan yang dibangun bagi penumpang Transjakarta secara berkala mengalami kerusakan, contohnya lantai jembatan yang berlubang serta tangga yang lantainya telah rusak.
  • Pada jam-jam sibuk, jumlah armada yang tersedia belum sebanding dengan jumlah penumpang menyebabkan antrian panjang di halte-halte (terutama untuk koridor 2 dan 3). Kriminalitas juga kerap terjadi pada jam-jam sibuk disaat bus penuh terisi sesak.
  • Halte-halte yang ada belum menyediakan sarana ventilasi udara yang layak sehingga membuat ruangan menjadi pengap ketika terdapat banyak orang yang mengantri.
  • Beberapa titik di jalur koridor 2-8 masih sering dimasuki oleh kendaraan pribadi, menyebabkan terhambatnya perjalanan bus pada jam-jam tertentu (pada kondisi tertentu, telah diberikan suatu solusi, yaitu setelah dilakukan koordinasi, bus akan mengambil jalur dari arah yang berlawanan, sementara bus-bus dari arah yang berlawanan akan melewati jalur umum.
  • Karena sering dimasuki (secara tiba-tiba) oleh pejalan kaki dan kendaraan pribadi, maka di beberapa titik di Koridor 2 dan 3 secara berkala terjadi kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta dan pejalan kaki/kendaraan pribadi.
  • Seringkali pengumuman halte yang diberikan tidak sesuai dengan halte yang akan dilalui, hal ini disebabkan oleh keteledoran pengemudi yang lupa menekan tombol pengumuman pada waktunya.
  • Pembuatan maupun pengoprasian Transjakarta membuat kemacetan yang luar biasa dan kadang di luar batas kewajaran, terutama pembangunan jalur yang meninggikan permukaan jalan.
Jika dilihat dari banyaknya kekurangan itu, bus transJakarta bukan hanya ditujukan sebagai alternative dari kemacetan, tetapi bisa menjadi kemacetan yang alternative. Ya maksudnya adalah selain bisa untuk menghindari kemacetan tetapi bisa juga ikut dan menyebabkan kemacetan itu, karena penyempitan jalur akibat adanya jalur busway. Mungkin lebih enaknya sedikit, karena fasilitas yang ada di dalam busway cukup baik, jadi walau macet tetep ngerasa dingin. Tapi jika ditinjau dari tujuan utamanya di oprasikannya busway sebenarnya masih sangat jauh, karena tujuan utamanya yaitu sebagai angkutan yang lebih cepat. Tetapi bagaimana bisa menjadi angkutan yang lebh cepat jika dalam pengoprasiannya malah terjebak dikemacetan itu sendiri. Disamping itu waktu tunggu juga masih menjadi masalah waktu tunggu bisanya antara 2-5 menit. Tapi, ketika dalam praktiknya waktu tunggu sering molor menjadi 15 menit bahkan sampai 30 menit tentu menjadi sesuatu yang sangat menyebalkan.
Juga, jumlah penumpang, terutama pada jam-jam sibuk, hendaknya tetap  dipertahankan sesuai kapasitas terisi, yaitu maksimal 85 orang penumpang (30 duduk, 55 berdiri). Tetapi Dalam banyak kasus, sering dijumpai jumlah penumpang lebih dari 85 orang, sehingga saling berjejalan dan berimpitan layaknya dalam bus-bus reguler selama ini. Hal ini dapat terjadi karena seringnya bus terlambat. Keterlambatan bus ini diakibatkan karena minimnya tempat pengisian bahan bakar gas sehingga waktu busway habis ditempat pengisian. Padahal armada busway yang tersedia cukup. Hanya saja kendalanya jalur-jalur busway dilalui kendaraan selain bus Transajakarta, sehingga jalur menjadi macet dan bus terlambat datang ke halte, Busway disaat sibuk juga menjadi telat dan ikut macet dikarenakan jalurnya tertutup oleh mobil2 dan motor2 karena keterbatasan jalan, terjadilah macet missal. Disamping itu Institut Studi Transportasi (Instran) menghitung pemborosan yang dilakukan moda transportasi "busway" Transjakarta sebesar Rp30 miliar per tahun.
"Menguapnya uang puluhan miliar itu terutama disebabkan minimnya jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBBG) sebagai bahan bakar busway yang saat ini baru ada tiga,"
Kemudian yang akan timbul di benak para pengguna busway adalah apakah busway masih layak jika disebut sebagai alternative kemacetan?? Menurut saya Jika ditelaah lebih dalam sesungguhnya busway tidak efektif, hanya menghabiskan anggaran dan biaya yang sangat raksasa dan Pemda DKI Jakarta ternyata menambah operator yang berpotensi menyebabkan kemacetan massal bukan divertifikasi operator. Seandainya anggaran tersebut dijadikan peremajaan bus2 Damri, perubahan sistem, penghapusan operator yang tidak layak atau pemangkasan, penghapusan sistem uang tunai, keamanan bus dijaga oleh keamanan seperti di TransJakarta, fasilitas bus seperti TransJakarta, halte2 di buat tinggi seperti Halte TransJakarta, Bus2 Kota pintunya harus setinggi TransJakarta, sehingga mereka tidak bisa menaik turunkan penumpang seenaknya dan nge-tem seenaknya.